Filosofi Alat Perekam
Alex setiyawan
Dalam sebuah dialog imajiner Malaikat
berbicara kepada anak Manusia...
“Siapa kamu?”sang Malaiat membuka
cakap
“Duhai sesama makhluk Allah kau tak
kenal aku!, aku begitu masyhur di muka bumi ini” jawab manusia bernama Abu
penuh keheranan.
“Aku mengenal perbuatanmu, tapi
siapa kamu pandanganku kabur”
“Tidak masalah, cara mengenal memang
berbeda-beda, syukurlah kalau kamu melihat perbuatanku lebih dahulu diatas
siapa aku, namaku dan harta bendaku” Tersenyum riang abu menimpali.
“Aku tahu ketampananmu, semua harta
bendamu, kemasyhuranmu tapi yang lebih menarik adalah perbuatanmu” Malaikat
tersenyum....
“Apa yang paling kau perhatikan dari
semua perbuatanku” Abu bertanya penuh bahagia.
“Perbuatanmu yang paling menarik
adalah ketika kau menebar kebaikan-kebaikanmu kepada manusia.
“Alhamdulillah, lalu apa yang kau
maksudkan pandanganmu kabur
terhadapku?”
“Iya kabur tentang keberlanjutanmu
terhadap langkah kaki amalan-amalanmu itu”
“Apa maksudmu?” desak Abu yang sedikit
kurang terima dengan pandangan sang Malaikat itu.
“Kau menebar amalan-amalanmu kepada
manusia” tahukah kamu sebahagian besar langkah kaki amal-amalmu pergi menagih
pengakuan, pujian, terhadap mata manusia”
“Kau salah paham duhai Malaikat,
tujuanku memperlihatkannya dimata manusia semata untuk keteladanan, agar mereka
dapat termotivasi untuk sepertiku”
“Sepertimu? Tahukah bagaimana kau
dimata tuhanmu?” Kelihatannya memang tujuanmu baik, kedengarannya memang
demikian, tapi hatimu tidak demikian... Ada perasaan pamer, ingin diakui, ingin
dimuliakan dan ingin-ingin lain tentang kediriamu..
“Lalu aku harus bagaimana?”
“Jadilah seperti alat perekam, yang
menyimpan dan menanyangkan sesuatu tanpa pernah menyebut “dirinya”. Begitu pula
tentang dirimu, urusanmu adalah menyampaikan kebaikan bukan menyampaikan kamu
orang baik. “kandungan dari kitab ini lebih penting dari pada citra
pengarangnya” Pungkas malaikat sambil menunjuk kitab ulama besar ditangan abu.
Abu tersadar dari tidurnya dan mulai
bertanya tentang ke-diri-annya...
No comments:
Post a Comment